Review
Judul
“Hubungan Kepemimpinan, Budaya,
Strategi, dan Kinerja: Pendekatan Konsep”
Penulis
Armanu
Thoyib
(Staf
Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang)
1. Latar Belakang
Perubahan lingkungan bisnis demikian kuat pengaruhnya
terhadap organisasi, setiap perubahan akan membawa dampak bagi setiap aspek
organisasi. Organisasi sumber daya manusia (OSDM) dapat dijadikan suatu
kerangka teori yang umumnya digunakan sebagai acuan dalam lingkungan
berorganisasi, melihat pada hubungan manusia sebagai sumber daya dan manusia
dalam berorganisasi. Sebagai ilmu, sumber daya manusia dipelajari dalam
manajemen sumber daya manusia atau (MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi
sintesa antara ilmu manajemen dan psikologi. Mengingat struktur sumber daya
manusia (SDM) dalam industri-organisasi dipelajari oleh ilmu manajemen,
sementara manusia-nya sebagai subyek adalah bidang kajian ilmu psikologi. SDM
merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya
sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola
dirinya sendiri serta seluruh potensi yang berada disekitarnya. Dalam
pengertian praktis sehari-hari. Perkembangan terbaru memandang SDM bukan
sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi
organisasi. SDM dilihat bukan sekedar
sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dikembangkan dan juga
bukan sebaliknya sebagai beban, Laura P. (2005). Sumber daya manusia adalah
kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu,
perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan
prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Sumber
daya manusia merupakan aset dalam segala aspek pengelolaan terutama yang
menyangkut eksistensi organiasi.
Perencanaan sumber daya manusia merupakan proses
manajemen dalam menentukan pergerakan sumber daya manusia dalam berorganisasi,
sedangkan strategi sumber daya manusia adalah seperangkat proses yang dilakukan
oleh unit sumber daya manusia untuk menyelesaikan masalah bisnis yang terkait
dengan sumber daya manusia itu sendiri.
Dalam perencanaan tersebut perlu diperhatikan perangkat-perangkatnya
seperti yang berwujud yaitu sumber daya manusianya sebagai subjek dan sama pentingnya
yang tidak berwujud yaitu faktor kepemimpinan seorang pemimpin, budaya yang
terbentuk atas perilaku manusianya John ( 2007), serta strategi yang diterapkan
dalam menangani permasalahan menggunakan perangkat yang berwujud dan tidak
berwujud hingga tercapainya kinerja. Banyak hal menarik yang dapat dijadikan
bahan analisa maupun pembahasan lebih lanjut, baik itu dalam dunia
berorganisasi maupun dalam mengelola sumber daya manusia itu sendiri. Kemudian
berdasarkan tersebut maka penulis akan menganalisa satu jurnal yang kemudian
dilihat dari sudut pandang penulis dan dihadapkan pada teori atau pembanding
lain sehingga dapat terdeskripsikan pendapat penulis. Atas dasar pemaparan
latar belakang diatas penulis mencoba mengkategorikan jurnal yang akan dipilih
yaitu meliputi hal-hal yang berkaitan dengan organisasi dan cara
pengembangannya. Tidak tertutup juga kepada faktor penunjang organisasi
tersebut dan faktor yang memang sudah melekat kemudian cara organisasi
mempengaruhinya menjadi output yang terukur. Setelah melakukan pencarian jurnal
melalui berbagai media cetak dan elektronik, didapatkan beberapa jurnal ilmiah
yang memiliki tema dan memiliki ruang lingkup organisasi sumber daya
manusia(OSDM), Jurnal yang diambil adalah yang disusun oleh Armanu Thoyib
dengan judul “Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan Kinerja: Pendekatan
Konsep”.
2. Pemahaman Jurnal
Penulis mencoba mendeskripsikan maksud dari penyusun
jurnal (Armanu Thoyib) yang coba disampaikan melalui jurnalnya. Pada bagian
Abstrak Jurnal dideskripsikan tujuan dalam penyusunan jurnal adalah untuk dapat
memberikan penjelasan sebuah kerangka konsep dari variabel-variabel terkait
perilaku, budaya dan manajemen organisasi. Jurnal tersebut menerangkan secara
runut mulai dari komponen terkecil hingga keterkaitan antara komponennya, alur
yang diambil memperjelas tahapan berpikir dari pengertian dan definisi serta
contoh yang terdapat pada lingkungan sekitar ditunjang dengan tinjauan pustaka
ringkas yang diambil dari berbagai teori dan sumber akademisi. Jurnal tersebut
menyebutkan tahapan sebagaimana dimulai dari individu sebagai sumber daya
manusia dan individu-individu yang mulai terkelompok membentuk satu kesatuan
dalam berorganisasi. Organisasi memiliki
ruang linkup yang kompleks baik dilihat dari komponen organisasi maupun cara
organisasi meraih kinerjanya.
Diambil 2 (dua) pendekatan terkait pertumbuhan organisasi
yang pertama adalah menurut Greiner , L (1972)
pertumbuhan organisasi akan dihadapkan pada permasalahan beberapa fase
krisis seperti halnya kepemiminan, otonomi, pengendalian, koordinasi dan
kolaborasi. Penyusun Jurnal meyakini
bahwa organisasi tidak dapat mati melainkan hanya terkena krisis, seberapa
besarnya ukuran krisis tersebut hanya merupakan tantangan dalam membentuk
organisasi tersebut menjadi matang atau memiliki kesiapan atas pengulangan
krisis, dikarena krisis tersebut bisa datang secara simultan atau berbarengan. Pendekatan
kedua adalah menurut Ichak Adizes (1988), pertumbuhan organisasi akan
dihadapkan pada fase courtship (hukum/legalitas), fase infant (kewajban pemilik
berinvestasi), fase go-go(berproduksi), fase Adolescence (dewasa/persaingan),
fase prime dan fase stable terhadap perubahan-perubahan, pemimpin harus
proactive ridak boleh reactive. Sekali pemimpin melakukan reactive terhadap
perubahan dan perkembangan sekelilingnya maka ia dikatakan masuk pada awal fase
Aristocracy(penurunan). Bila fase ini terus berkelanjutan maka ia masuk pada
fase Early Bureaucracy, bila masih terus berkelanjutan maka ia masuk pada fase
Bureaucracy, dan akhirnya kematian (Death).
Dari Jurnal tentang
pertumbuhan organisasi ditarik kesimpulan bahwa:
Dalam organisasi
terdapat pemimpin yang memegang kendali, dan pemimpin yang memberikan arahan /
strategi sehingga organisasi tumbuh berkembang.
Setiap organisasi
memiliki cara, kebiasaan, dan aturan dalam mencapai tujuan dan misi organisasi,
termasuk cara individu hidup berinteraksi satu sama lain dan cara individu
mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam organisasi. Dengan kata
lain bahwa organisasi memiliki budaya sesuai dengan asumsi dasar para
pemimpinnya;
Perilaku individu yang
ada dalam organisasi dalam upaya melaksanakan program kerja yang telah
disepakati ataupun diembannya akan memunculkan/menciptakan kinerja mereka;
Maka jurnal tersebut
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
Terdapatkah hubungan
antara Kepemimpinan dan Budaya Organisasi?
Terdapatkah pengaruh
Kepemimpinan terhadap Strategi Organisasi?
Terdapatkah pengaruh
Budaya Organisasi terhadap Strategi Organisasi?
Terdapatkah pengaruh
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Strategi Organisasi?
Terdapatkah pengaruh
Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Strategi Organisasi terhadap Kinerja
Karyawan?
Jurnal kembali mendeskripsikan masing-masing
komponen berdasarkan teori manajemen, organisasi dan teori akademisi lainnya
yang berhubungan, kemudian setelah mendefinisikan dideskripsikan juga hubungan
masing-masing komponen satu sama lain dan juga keterkaitannya setiap komponen
secara bersamaan.
Budaya, Strategi, dan
KinerjaDitarik kesimpulan dari Jurnal ini, dan juga sekaligus menjawab dari
rumusan permasalahannya adalah:
(1) Kepemimpinan dan
Budaya Organisasi bisa saling pengaruh mempengaruhi;
(2) Kepemimpinan
berpengaruh terhadap Strategi Organisasi;
(3) Budaya Organisasi
berpengaruh terhadap Strategi Organisasi;
(4) Kepemimpinan dan
Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Strategi Organisasi;
(5) Kepemimpinan,
Budaya Organisasi, dan Strategi Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja
Karyawan.
3. Pandangan Terhadap
Jurnal
Penulis melihat secara garis besar bahwa jurnal telah
disusun untuk menyampaikan pendapat terkait komponen organisasi dan sumber daya
manusia menjadi kedalam 4 komponen yaitu :
Kepemimpinan; Budaya; Strategi; dan Kinerja. Yang kemudian komponen
tersebut akan dituangkan kedalam konsep berpikir menjadi pendekatan melalui
beberapa teori yang disampaikan.Permasalahan yang diambil dari contoh
menghadapi krisis. Menurut Caroline Sapriel yang dikutip Machfud (1998)
mengatakan pada dasarnya krisis adalah suatu kejadian, dugaan atau keadaan yang
mengancam keutuhan, reputasi, atau keberlangsungan individu atau organisasi.
Hal tersebut mengancam rasa aman, kelayakan dan nilai-nilai sosial publik,
bersifat merusak baik secara aktual maupun potensial pada organisasi, dimana
organisasi itu sendiri tidak dapat segera menyelesaikannya.
Berbagai pengertian di atas menunjukkan, krisis dipandang
sebagai suatu situasi atau kejadian yang lebih banyak punya implikasi negatif
pada suatu organisasi daripada sebaliknya. Mengenai penyebab timbulnya krisis,
Shrivasta dan Mitroff (Ngurah Putra, 1999: 90) membagi krisis kedalam empat
kategori berdasarkan penyebab krisis yang dikaitkan dengan tempat krisis.
Pertama yang terkategori dalam penyebab teknis dan ekonomis. Kedua yang
terkategori sebagai penyebab manusiawi, organisatoris dan sosial. Mereka juga
mengkategorikan penyebab krisis dilihat dari sudut tempat asal atau kejadian di
dalam atau di luar organisasi. Berdasarkan kategori ini mereka membuat empat
sel untuk melihat tipologi krisis. Kemudian jurnal tersebut telah mengembangkan
keadaan krisis seperti yang dibahas diatas didalam organisasi dengan hubungan
setiap komponen antara Kepemimpinan; Budaya; Strategi dan Kinerja dalam
masing-masing hubungan, yang dinilai mempengaruhi satu sama lain. Hubungan tersebut
digunakan untuk menguji pada organisai sosial dan organisasi bisni dimana
masing – masing organisasi tersebut memiliki tujuan yang diraihnya seperti
mensejahterakan anggotanya dan meraih keuntungan.
Seperti juga yang diungkapkan oleh Orpha Jane dalam
jurnalnya yang berjudul “Formasi Strategi di Organisasi Profesional”,
menekankan pada penerapan strategi didalam organiasi dalam meraih tujuannya
sehingga terciptanya kinerja organisasi yang bagus, maka strategi tersebut
diterapkan oleh manajemen puncak dan diwujudkan dalam budaya organisasi secara
profesional, sehingga arahan manajemen tersebut masuk kedalam strategi
organisasinya. Jurnal tersebut secara harfiah mendukung pemahaman didalam
jurnal ini.
4. Pendapat atau Kritik
Dalam jurnal tersebut
telah membahas komponen organisasi dan sumber daya manusia melalui hubungan
Kepemimpinan; Budaya; Strategi; dan Kinerja disajikan dalam pendekatan konsep.
Hubungan komponen tersebut diuji dalam pertumbuhan organisasi dalam menghadapi
krisis oleh karena itu penulis berpendapat bahwa komponen tersebut sudah
komprehensif disajikan namun perlu ditambahkan komponen komunikasi, karena
komponen tersebut merupakan langkah sumber daya manusia maupun individu dalam organisasi
tersebut untuk dapat berhubungan sehingga terintegrasi. Erat hubungan
komunikasi dengan budaya organisasi, karena setiap organisasi memiliki ciri
khas yang berbeda dalam penyampaian komunikasinya. Komunikasi sangat penting
bagi organisasi terutama dalam menghadapi krisis sebagaimana disampaikan oleh
Lena Satlita dalam
Strategi Komunikasi dalam Menangani Krisis Organisasi:
“Untuk menanggulangi
krisis, diperlukan suatu perencanaan khusus yang dapat merespon, menghadapi dan
menangani krisis dengan cepat dan tepat, yang di dalamnya memasukkan faktor
komunikasi sebagai bagian penting dalam penyelesaian krisis. Melalui strategi komunikasi
yang handal, ketidakpastian, konflik kepentingan, keterlibatan emosional, opini
publik yang berkembang dapat dinetralisir sehingga tidak sampai menjurus pada
ketidakpercayaan publik yang dapat menghancurkan organisasi” Wicaksono (1997)
Peristiwa krisis menjadi ukuran kejadian yang melebihi keadaan normal, dalam
keadaan ini memang dibutuhkan perhatian khusus, namun dalam memasukkan komponen
komunikasi salah satunya adalah karena komunikasi sudah dilakukan sejak awal
sumber daya tersebut berinteraksi, bahkan tanpa harus menunggu peristiwa
melebihi normal ataupun keadaan lainnya. Pendapat saya dengan kebiasaan dan
intensitas komunikasi dapat mengenal karakteristik organisasi tersebut, keadaan
sumber daya disana bahkan strategi dan budaya apa yang diterapkannya.
5. Kesimpulan dan Saran
Atas pandangan dan
pendapat yang telah dikemukakan sebelumnya diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa dalam organisasi terdapat komponen penting seperti Kepemimpinan; Budaya;
Strategi; dan Kinerja. Dan apabila disempurnakan menurut penulis perlu
ditambahkan komponen tersebut dengan Komunikasi. karena dalam suatu organisasi
yang dipimpin oleh pemimpin melakukan komunikasi pendelegasian wewenangnya dan
dalam strategi untuk meraih kinerja nya setiap sumber daya manusia baik itu
pemimpin melakukan komunikasi dalam implementasi strategi, begitu pun dengan
budaya, budaya yang sudah tercipta tak luput dari komunikasi yang terjalin.
Satu sama lain setiap komponen saling berhubungan,sehingga apabila digambarkan
seperti berikut:
6. Referensi
Thoyib, Armanu. 2004.
Strategi Manajemen Konflik Dalam Organisasi Multibudaya. Jurnal Manajemen &
Bisnis (JMB). Vol.1 No.1.
Boatright, John R.
2007. Ethics And The Conduct of Business, Fifth Edition. Pearson Prentince
Hall.
Dindin M. Machfudz.
1998. ”Ketika Perusahaan Menghadapi Krisis”. Artikel pada Jurnal ISKI Manajemen
Krisis. No.2/Oktober 1998
Hartman, Laura P. 2005.
Perspective in Business Ethics, Third Edition. Mc Graw Hill.
Ngurah Putra, I Gusti.
Manajemen Hubungan Masyarakat. Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya.
Mintzberg, H., Quinn,
J.B. 1996. The Strategy Process: Concepts, Contexts and Cases. Prentice Hall,
3rd Ed
Noeradi, Wicaksono.
1997. ”Upaya Memudahkan Komunikasi Saat Terjadi Krisis”, Makalah Seminar Crisis
Communication Planning. Yogyakarta. 6 Desember1997
Parrow, Richard W.
1998. ”Cara Berkomunikasi dalam Situasi Krisis”, artikel pada Jurnal ISKI
Manajemen Krisis. No. 2/Oktober 1998
Rosady Ruslan. 1999.
Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Link Jurnal :
http://puslit2.petra.ac.id/gudangpaper/files/1942.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar