Kamis, 26 Maret 2015

Review Jurnal 2




Review
Judul
Hubungan Kepemimpinan, Budaya,
Strategi, dan Kinerja: Pendekatan Konsep
Penulis
Armanu Thoyib
(Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang)

1. Latar Belakang
            Perubahan lingkungan bisnis demikian kuat pengaruhnya terhadap organisasi, setiap perubahan akan membawa dampak bagi setiap aspek organisasi. Organisasi sumber daya manusia (OSDM) dapat dijadikan suatu kerangka teori yang umumnya digunakan sebagai acuan dalam lingkungan berorganisasi, melihat pada hubungan manusia sebagai sumber daya dan manusia dalam berorganisasi. Sebagai ilmu, sumber daya manusia dipelajari dalam manajemen sumber daya manusia atau (MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi sintesa antara ilmu manajemen dan psikologi. Mengingat struktur sumber daya manusia (SDM) dalam industri-organisasi dipelajari oleh ilmu manajemen, sementara manusia-nya sebagai subyek adalah bidang kajian ilmu psikologi. SDM merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang berada disekitarnya. Dalam pengertian praktis sehari-hari. Perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi organisasi.  SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dikembangkan dan juga bukan sebaliknya sebagai beban, Laura P. (2005). Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Sumber daya manusia merupakan aset dalam segala aspek pengelolaan terutama yang menyangkut eksistensi organiasi.
            Perencanaan sumber daya manusia merupakan proses manajemen dalam menentukan pergerakan sumber daya manusia dalam berorganisasi, sedangkan strategi sumber daya manusia adalah seperangkat proses yang dilakukan oleh unit sumber daya manusia untuk menyelesaikan masalah bisnis yang terkait dengan sumber daya manusia itu sendiri.  Dalam perencanaan tersebut perlu diperhatikan perangkat-perangkatnya seperti yang berwujud yaitu sumber daya manusianya sebagai subjek dan sama pentingnya yang tidak berwujud yaitu faktor kepemimpinan seorang pemimpin, budaya yang terbentuk atas perilaku manusianya John ( 2007), serta strategi yang diterapkan dalam menangani permasalahan menggunakan perangkat yang berwujud dan tidak berwujud hingga tercapainya kinerja. Banyak hal menarik yang dapat dijadikan bahan analisa maupun pembahasan lebih lanjut, baik itu dalam dunia berorganisasi maupun dalam mengelola sumber daya manusia itu sendiri. Kemudian berdasarkan tersebut maka penulis akan menganalisa satu jurnal yang kemudian dilihat dari sudut pandang penulis dan dihadapkan pada teori atau pembanding lain sehingga dapat terdeskripsikan pendapat penulis. Atas dasar pemaparan latar belakang diatas penulis mencoba mengkategorikan jurnal yang akan dipilih yaitu meliputi hal-hal yang berkaitan dengan organisasi dan cara pengembangannya. Tidak tertutup juga kepada faktor penunjang organisasi tersebut dan faktor yang memang sudah melekat kemudian cara organisasi mempengaruhinya menjadi output yang terukur. Setelah melakukan pencarian jurnal melalui berbagai media cetak dan elektronik, didapatkan beberapa jurnal ilmiah yang memiliki tema dan memiliki ruang lingkup organisasi sumber daya manusia(OSDM), Jurnal yang diambil adalah yang disusun oleh Armanu Thoyib dengan judul “Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan Kinerja: Pendekatan Konsep”.

 2. Pemahaman Jurnal
            Penulis mencoba mendeskripsikan maksud dari penyusun jurnal (Armanu Thoyib) yang coba disampaikan melalui jurnalnya. Pada bagian Abstrak Jurnal dideskripsikan tujuan dalam penyusunan jurnal adalah untuk dapat memberikan penjelasan sebuah kerangka konsep dari variabel-variabel terkait perilaku, budaya dan manajemen organisasi. Jurnal tersebut menerangkan secara runut mulai dari komponen terkecil hingga keterkaitan antara komponennya, alur yang diambil memperjelas tahapan berpikir dari pengertian dan definisi serta contoh yang terdapat pada lingkungan sekitar ditunjang dengan tinjauan pustaka ringkas yang diambil dari berbagai teori dan sumber akademisi. Jurnal tersebut menyebutkan tahapan sebagaimana dimulai dari individu sebagai sumber daya manusia dan individu-individu yang mulai terkelompok membentuk satu kesatuan dalam berorganisasi.  Organisasi memiliki ruang linkup yang kompleks baik dilihat dari komponen organisasi maupun cara organisasi meraih kinerjanya.
            Diambil 2 (dua) pendekatan terkait pertumbuhan organisasi yang pertama adalah menurut Greiner , L (1972)  pertumbuhan organisasi akan dihadapkan pada permasalahan beberapa fase krisis seperti halnya kepemiminan, otonomi, pengendalian, koordinasi dan kolaborasi.  Penyusun Jurnal meyakini bahwa organisasi tidak dapat mati melainkan hanya terkena krisis, seberapa besarnya ukuran krisis tersebut hanya merupakan tantangan dalam membentuk organisasi tersebut menjadi matang atau memiliki kesiapan atas pengulangan krisis, dikarena krisis tersebut bisa datang secara simultan atau berbarengan. Pendekatan kedua adalah menurut Ichak Adizes (1988), pertumbuhan organisasi akan dihadapkan pada fase courtship (hukum/legalitas), fase infant (kewajban pemilik berinvestasi), fase go-go(berproduksi), fase Adolescence (dewasa/persaingan), fase prime dan fase stable terhadap perubahan-perubahan, pemimpin harus proactive ridak boleh reactive. Sekali pemimpin melakukan reactive terhadap perubahan dan perkembangan sekelilingnya maka ia dikatakan masuk pada awal fase Aristocracy(penurunan). Bila fase ini terus berkelanjutan maka ia masuk pada fase Early Bureaucracy, bila masih terus berkelanjutan maka ia masuk pada fase Bureaucracy, dan akhirnya kematian (Death).
Dari Jurnal tentang pertumbuhan organisasi ditarik kesimpulan bahwa:
Dalam organisasi terdapat pemimpin yang memegang kendali, dan pemimpin yang memberikan arahan / strategi sehingga organisasi tumbuh berkembang.
Setiap organisasi memiliki cara, kebiasaan, dan aturan dalam mencapai tujuan dan misi organisasi, termasuk cara individu hidup berinteraksi satu sama lain dan cara individu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam organisasi. Dengan kata lain bahwa organisasi memiliki budaya sesuai dengan asumsi dasar para pemimpinnya;
Perilaku individu yang ada dalam organisasi dalam upaya melaksanakan program kerja yang telah disepakati ataupun diembannya akan memunculkan/menciptakan kinerja mereka;

Maka jurnal tersebut merumuskan permasalahan sebagai berikut:
Terdapatkah hubungan antara Kepemimpinan dan Budaya Organisasi?
Terdapatkah pengaruh Kepemimpinan terhadap Strategi Organisasi?
Terdapatkah pengaruh Budaya Organisasi terhadap Strategi Organisasi?
Terdapatkah pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Strategi Organisasi?
Terdapatkah pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Strategi Organisasi terhadap Kinerja Karyawan?
 Jurnal kembali mendeskripsikan masing-masing komponen berdasarkan teori manajemen, organisasi dan teori akademisi lainnya yang berhubungan, kemudian setelah mendefinisikan dideskripsikan juga hubungan masing-masing komponen satu sama lain dan juga keterkaitannya setiap komponen secara bersamaan.

Budaya, Strategi, dan KinerjaDitarik kesimpulan dari Jurnal ini, dan juga sekaligus menjawab dari rumusan permasalahannya adalah:
(1) Kepemimpinan dan Budaya Organisasi bisa saling pengaruh mempengaruhi;
(2) Kepemimpinan berpengaruh terhadap Strategi Organisasi;
(3) Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Strategi Organisasi;
(4) Kepemimpinan dan Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Strategi Organisasi;
(5) Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Strategi Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.


3. Pandangan Terhadap Jurnal
            Penulis melihat secara garis besar bahwa jurnal telah disusun untuk menyampaikan pendapat terkait komponen organisasi dan sumber daya manusia menjadi kedalam 4 komponen yaitu :  Kepemimpinan; Budaya; Strategi; dan Kinerja. Yang kemudian komponen tersebut akan dituangkan kedalam konsep berpikir menjadi pendekatan melalui beberapa teori yang disampaikan.Permasalahan yang diambil dari contoh menghadapi krisis. Menurut Caroline Sapriel yang dikutip Machfud (1998) mengatakan pada dasarnya krisis adalah suatu kejadian, dugaan atau keadaan yang mengancam keutuhan, reputasi, atau keberlangsungan individu atau organisasi. Hal tersebut mengancam rasa aman, kelayakan dan nilai-nilai sosial publik, bersifat merusak baik secara aktual maupun potensial pada organisasi, dimana organisasi itu sendiri tidak dapat segera menyelesaikannya.
            Berbagai pengertian di atas menunjukkan, krisis dipandang sebagai suatu situasi atau kejadian yang lebih banyak punya implikasi negatif pada suatu organisasi daripada sebaliknya. Mengenai penyebab timbulnya krisis, Shrivasta dan Mitroff (Ngurah Putra, 1999: 90) membagi krisis kedalam empat kategori berdasarkan penyebab krisis yang dikaitkan dengan tempat krisis. Pertama yang terkategori dalam penyebab teknis dan ekonomis. Kedua yang terkategori sebagai penyebab manusiawi, organisatoris dan sosial. Mereka juga mengkategorikan penyebab krisis dilihat dari sudut tempat asal atau kejadian di dalam atau di luar organisasi. Berdasarkan kategori ini mereka membuat empat sel untuk melihat tipologi krisis. Kemudian jurnal tersebut telah mengembangkan keadaan krisis seperti yang dibahas diatas didalam organisasi dengan hubungan setiap komponen antara Kepemimpinan; Budaya; Strategi dan Kinerja dalam masing-masing hubungan, yang dinilai mempengaruhi satu sama lain. Hubungan tersebut digunakan untuk menguji pada organisai sosial dan organisasi bisni dimana masing – masing organisasi tersebut memiliki tujuan yang diraihnya seperti mensejahterakan anggotanya dan meraih keuntungan.
            Seperti juga yang diungkapkan oleh Orpha Jane dalam jurnalnya yang berjudul “Formasi Strategi di Organisasi Profesional”, menekankan pada penerapan strategi didalam organiasi dalam meraih tujuannya sehingga terciptanya kinerja organisasi yang bagus, maka strategi tersebut diterapkan oleh manajemen puncak dan diwujudkan dalam budaya organisasi secara profesional, sehingga arahan manajemen tersebut masuk kedalam strategi organisasinya. Jurnal tersebut secara harfiah mendukung pemahaman didalam jurnal ini.
4. Pendapat atau Kritik
Dalam jurnal tersebut telah membahas komponen organisasi dan sumber daya manusia melalui hubungan Kepemimpinan; Budaya; Strategi; dan Kinerja disajikan dalam pendekatan konsep. Hubungan komponen tersebut diuji dalam pertumbuhan organisasi dalam menghadapi krisis oleh karena itu penulis berpendapat bahwa komponen tersebut sudah komprehensif disajikan namun perlu ditambahkan komponen komunikasi, karena komponen tersebut merupakan langkah sumber daya manusia maupun individu dalam organisasi tersebut untuk dapat berhubungan sehingga terintegrasi. Erat hubungan komunikasi dengan budaya organisasi, karena setiap organisasi memiliki ciri khas yang berbeda dalam penyampaian komunikasinya. Komunikasi sangat penting bagi organisasi terutama dalam menghadapi krisis sebagaimana disampaikan oleh

Lena Satlita dalam Strategi Komunikasi dalam Menangani Krisis Organisasi:
“Untuk menanggulangi krisis, diperlukan suatu perencanaan khusus yang dapat merespon, menghadapi dan menangani krisis dengan cepat dan tepat, yang di dalamnya memasukkan faktor komunikasi sebagai bagian penting dalam penyelesaian krisis. Melalui strategi komunikasi yang handal, ketidakpastian, konflik kepentingan, keterlibatan emosional, opini publik yang berkembang dapat dinetralisir sehingga tidak sampai menjurus pada ketidakpercayaan publik yang dapat menghancurkan organisasi” Wicaksono (1997) Peristiwa krisis menjadi ukuran kejadian yang melebihi keadaan normal, dalam keadaan ini memang dibutuhkan perhatian khusus, namun dalam memasukkan komponen komunikasi salah satunya adalah karena komunikasi sudah dilakukan sejak awal sumber daya tersebut berinteraksi, bahkan tanpa harus menunggu peristiwa melebihi normal ataupun keadaan lainnya. Pendapat saya dengan kebiasaan dan intensitas komunikasi dapat mengenal karakteristik organisasi tersebut, keadaan sumber daya disana bahkan strategi dan budaya apa yang diterapkannya.


 5. Kesimpulan dan Saran
Atas pandangan dan pendapat yang telah dikemukakan sebelumnya diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam organisasi terdapat komponen penting seperti Kepemimpinan; Budaya; Strategi; dan Kinerja. Dan apabila disempurnakan menurut penulis perlu ditambahkan komponen tersebut dengan Komunikasi. karena dalam suatu organisasi yang dipimpin oleh pemimpin melakukan komunikasi pendelegasian wewenangnya dan dalam strategi untuk meraih kinerja nya setiap sumber daya manusia baik itu pemimpin melakukan komunikasi dalam implementasi strategi, begitu pun dengan budaya, budaya yang sudah tercipta tak luput dari komunikasi yang terjalin. Satu sama lain setiap komponen saling berhubungan,sehingga apabila digambarkan seperti berikut:


6. Referensi
Thoyib, Armanu. 2004. Strategi Manajemen Konflik Dalam Organisasi Multibudaya. Jurnal Manajemen & Bisnis (JMB). Vol.1 No.1.
Boatright, John R. 2007. Ethics And The Conduct of Business, Fifth Edition. Pearson Prentince Hall.
Dindin M. Machfudz. 1998. ”Ketika Perusahaan Menghadapi Krisis”. Artikel pada Jurnal ISKI Manajemen Krisis. No.2/Oktober 1998
Hartman, Laura P. 2005. Perspective in Business Ethics, Third Edition. Mc Graw Hill.
Ngurah Putra, I Gusti. Manajemen Hubungan Masyarakat. Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya.
Mintzberg, H., Quinn, J.B. 1996. The Strategy Process: Concepts, Contexts and Cases. Prentice Hall, 3rd Ed
Noeradi, Wicaksono. 1997. ”Upaya Memudahkan Komunikasi Saat Terjadi Krisis”, Makalah Seminar Crisis Communication Planning. Yogyakarta. 6 Desember1997
Parrow, Richard W. 1998. ”Cara Berkomunikasi dalam Situasi Krisis”, artikel pada Jurnal ISKI Manajemen Krisis. No. 2/Oktober 1998
Rosady Ruslan. 1999. Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Link Jurnal :
http://puslit2.petra.ac.id/gudangpaper/files/1942.pdf
 

Review Jurnal 1



Review
Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi Nomor 07 Tahun Ke-3 Bulan Januari-April 2012,
ISSN: 2086-4159
Judul
“PENERAPAN BIAYA STANDAR TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI: STUDI KASUS PADA C.V SEJAHTERA BANDUNG”
Penulis
Lim Ade Nasa
(Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha)

A.    Pendahuluan
     Pada bagian ini menjelaskan hal-hal yang menyangkut mengenai penerapan biaya standar terhadap pengendalian biaya produksi. Dalam jurnal ilmiah ini juga telah dijelaskan bahwa seorang manajer perusahaan harus mampu membuat perencanaan dan pengendalian biaya terutama biaya produksi, karena biaya produksi merupakan faktor utama dalam pelaksanaan produksi perusahaan. Hansen dan Mowen (2009) dalam Kwary menyatakan bahwa dalam pengendalian biaya, manajemen perlu menetapkan biaya standar. Pengendalian biaya produksi memerlukan patokan atau standar sebagai dasar yang dipakai sebagai tolok ukur terhadap pengendalian biaya produksi. Biaya yang dipakai sebagai tolok ukur pengendalian disebut biaya standar.
        Pengendalian biaya produksi meliputi pengendalian biaya bahan baku, biaya upah atau tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Bila pengendalian biaya produksi telah efektif, hal ini akan mempengaruhi harga pokok produk, sehingga produk yang dihasilkan akan mampu bersaing dengan produk lain sejenis dengan harga yang kompetitif. Manajemen dalam menjalankan fungsinya yang menyangkut perencanaan dan pengendalian biaya produksi memerlukan suatu alat pengukur dan pola pelaksanaan antara lain dengan menggunakan biaya yang ditetapkan dimuka atau yang disebut biaya standar. Pada umumnya pengendalian biaya produksi dilakukan dengan cara membandingkan antara biaya yang dikorbankan dengan biaya yang ditentukan sebelumnya apakah masih dalam batas-batas kewajaran atau tidak. Penyimpangan yang terjadi harus diketahui dengan cepat dan dianalisa agar dapat diambil tindakan seefektif mungkin, penentuan biaya standar serta analisis biaya dari fungsi akuntansi biaya adalah untuk pengendalian biaya.
B.     Masalah
        Masalah yang diangkat atau yang disajikan dalam jurnal ilmiah ini adalah mengenai Penerapan Biaya Standar terhadap Pengendalian Biaya Produksi yang mana studi kasusnya pada CV. Sejahtera Bandung. Dalam jurnal ini juga penulis telah menjelaskan bahwa pentingnya penerapan biaya standar dalam hal pengendalian biaya produksi, karena dalam suatu perusahaan biaya produksi merupakan factor utama dan sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan produksi (Menghasilkan barang/jasa).
Kami dari pihak pembaca menemukan bahwa dalam jurnal ini tidak terdapat batasan masalah atau rumusan masalah, dan saran kami dari pembaca seharusnya dalam jurnal ilmiah ini disertai dengan batasan masalahnya, sehingga pembaca lebih mudah untuk mengetahui secara rinci mengenai topik permasalahan atau pembahasan yang diangkat dalam jurnal ilmiah ini.
Dalam suatu jurnal ilmiah atau suatu makalah batasan masalah memiliki beberapa fungsi yang mana diantaranya adalah :
a Dengan adanya batasan masalah memungkinkan peneliti untuk mulai menyusun laporan penelitian
b   Memungkinkan peneliti untuk mulai membuat rencana pemecahan
c  Memungkinkan peneliti untuk mengetahui apakah problem itu akhirnyaterpecahkan dengan baik atau tidak( Winarno Surakhmad 1994 : 149)
d  Serta membantu pembaca untuk dapat lebih mudah mengetahui permasalahan apa saja yang dibahasa dalam jurnal ilmiah atau makalah tersebut.
Dalam jurnal ilmiah ini juga disajikan pembahasan pendahulu mengenai pengertian dan jenis-jenis biaya standar, Penentuan standar biaya produksi, pengertian biaya standar, keuntungan biaya standar, pengertian varians, penyebab varians, serta dalam jurnal ilmiah ini juga disajikan sebuah bagan atau gambar mengenai rerangka pemikiran. Yang mana dengan adanya pembahasan seperti ini dapat membatu para pembaca untuk mengetahuin apa-apa saja yang berkaitan dengan penerapan biaya standar yang nantinya akan diterapkan dalam menentukan suatu biaya produksi.
C.    Metode Penelitian
       Dalam jurnal ilmiah ini metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian komparatif. Menurut Suliyanto (2006) riset komparatif adalah riset yang membandingkan sampel yang satu dengan sampel yang lain, baik sampel independen (bebas) maupun sampel yang berpasangan. Riset yang membandingkan sampel-sampel independen disebut riset komparatif sampel independen, sedangkan riset yang membandingkan sampel-sampel berpasangan disebut riset komparatif berpasangan.
        Dan untuk Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, maka dalam jurnal ilmiah ini penulis melakukan pendekatan studi kasus. Dengan menggunakan pendekatan ini, data yang dikumpulkan dapat disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya dan dibandingkan dengan teori yang menunjang. Dengan demikian, dapat memberikan gambaran yang cukup jelas serta dapat menarik kesimpulan dari objek yang diteliti.
Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatif. Suliyanto (2006) menyatakan pembagian data menurut cara memperolehnya:
     a.Data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber .
     b.Data sekunder adalah data yang digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya.
   Dalam jurnal ilmiah ini juga pembaca mengetahui bahwa dalam penulisan jurnal ilmiah ini penulisnya menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan diantaranya sebagai berikut :
    1  Teknik observasi
    2  Teknik wawancara
    3  Teknik kepustakaan

D.    Hasil dan Kesimpulan
        Hasil dari analisis jurnal ilmiah yang berjudul “Penerapan Biaya Standar Terhadap Pengendalian Biaya Produksi, dengan Studi Kasusnya pada C.V Sejahtera Bandung ini, yaitu :
Peranan biaya standar ternyata sangat membantu sekali bagi manajemen C.V Sejahtera Bandung dalam usaha meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengendalian biaya produksi agar lebih efektif dan efisien, sebaiknya biaya standar dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengendalian biaya produksi tetap diteruskan. Dalam jurnal ilmiah ini juga diketahui bahwa pada Varians Biaya Overhead Pabrik C.V Sejahtera Bandung ini. Pada bulan Oktober mengalami favorable (menguntungkan) dikarenakan nilai varians pengeluaran yang unfavorable lebih kecil dibandingkan dengan varians efisiensi yang favorable.
Sedangkan bulan November mengalami unfavorable (tidak menguntungkan) dikarenakan varians efisiensi lebih tinggi dibandingkan dengan varians pengeluaran.yang dimana varians pengeluaran memiliki nilai yang menguntungkan tetapi tidak mampu menutupi varians efisiensi yang tidak menguntungkan, hal ini disebabkan karena jam kerja aktual meningkat dan melebihi dari jam kerja standar karena meningkatnya jumlah produksi.
        Kesimpulan yang dapat pembaca sampaikan dari hasil pengamatan dan pemahaman pembaca mengenai jurnal ilmiah ini yaitu kita dapat melihat dari hasil penelitian yang ada di dalam jurnal ilmiah ini bahwa peran biaya standar ternyata sangat besar bagi pihak manajemen dan pihak-pihak lainnya yang terkait di C.V Sejahtera Bandung ini dalam hal usaha untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi, agar C.V Sejahtera Bandung ini dapat maju dan berkembang kedepannya. Dan saran dari pembaca seharusnya pihak manajemen dari C.V Sejahtera Bandung ini, harus tetap melakukan pengendalian terhadap biaya produksinya, karena hal tersebut yang nantinya akan dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi dari C.V Sejahtera Bandung.

 Menurut saya selaku pembaca manfaat dari perhitungan biaya standar ini yaitu untuk :
1.      Perencanaan dan penyusunan anggaran
Pengambilan keputusan tentang harga jual produk, strategi pengembangan produk dan lain sebagainya.
Pengendalian biaya
Menilai hasil pelaksanaan
Meningkatkan kesadaran akan pentingnya penghematan biaya
Menerapkan Manajemen By Objective (MBO)
Membedakan biaya yang telah dikeluarkan ke produksi selesai, persediaan produk dalam proses dan lain sebagainya
Menekan biaya administrasi
Menyajikan laporan biaya dengan cepat
Dengan menerapkan metode biaya standar diharapkan dapat meningkatkan efisiensi biaya yang terutama dalam biaya produksi. Ketika biaya dapat ditekan semaksimal mungkin maka laba perusahaan akan meningkat dan kontinuitas perusahaan tetap terjaga dengan baik sesuai dengan konsep going concern.

E.     Daftar Pustaka
       Untuk bagian ini tidak ada masalah, karena pada bagian ini telah disampaikan/ dicantumkan oleh penulis sumber-sumber yang menjadi referensi bagi penulis, dalam menyusun jurnal ilmiah ini.
Komentar (Pendapat) pembaca mengenai jurnal ilmiah ini.
Keunggulan :
Keunggulan dari jurnal ilmiah ini menurut saya selaku pembaca yakni : dalam jurnal ini terdapat sebuah gambar yang dimana dalam gambar tersebut terdapat rerangka pemikiran penulis jurnal ilmiah ini, yang menurut kami rerangka pemikiran ini sangat bagus, karena dalam rerangka pemikiran ini kami pembaca dapat mengetahui dengan jelas, mengenai hal-hal yang dibahas dalam Penerapan Biaya Standar untuk Pengendalian Biaya produksi, yang mana akhirnya kita dapat mengetahui apakah penerapan biaya standar produksi pada C.V Sejahtera Bandung ini menghasilkan keuntungan atau kerugian. Keunggulan lainnya yaitu dalam jurnal ilmiah ini kita mengetahui bahwa penerapan biaya standar untuk melakukan pengendalian biaya produksi, sangat penting untuk dilakukan, karena biaya standar akan dapat mempengaruhi biaya produksinya dan tentunya biaya standar juga akan dapat mempengaruhi harga jual dari produk yang dihasilkan dalam hal ini produk C.V Sejahtera Bandung. Dalam jurnal ilmiah ini perhitungan yang dilakukan cukup lengkap sehingga mendukung pembaca untuk mengetahui secara pasti apakah biaya standar pada C.V Sejahtera Bandung menguntungkan atau tidak.

Kelemahan :
Menurut saya selaku pembaca kelemahan dalam jurnal ilmiah ini yaitu dalam jurnal ilmiah ini hanya melakukan perhitungan sekedar untuk mencari tahu apakah pada C.V  Sejahtera Bandung dalam penerapan biaya standar telah menghasilkan keuntungan atau tidak. Saran dari saya selaku pembaca, seharusnya dalam jurnal ilmiah ini penulis juga melakukan perhitungan untuk mencari tahu berapa biaya standar yang seharusnya diterapkan oleh C.V Sejahtera Bandung untuk melakukan pengendalian biaya produksinya, agar menghasilkan keuntungan.
Dan pada jurnal ilmiah ini hanya terdapat sebuah bagan mengenai struktur organisasi dari C.V Sejahtera Bandung, yang mana pada bagan tersebut penulis tidak menyertakan fungsi dan peran masing-masing struktur organisasi dalam menentukan biaya standar, karena kita juga mengetahui bahwa untuk varians pada biaya tenaga kerja langsung dapat dipengaruhi oleh ketrampilan pekerja itu sendiri yang dimana mandor lapangan dan bagian kepegawaian ikut bertanggung jawab atas kinerja para tenaga kerja langsung dalam proses produksi. Bagian kepegawaian berperan besar dalam hal perekrutan tenaga kerja sehingga ketika terdapat tenaga kerja yang kualitas kerjanya dibawah standar perusahaan, mungkin terdapat kesalahan dalam proses perekrutan tenaga kerja tersebut maka dalam proses perekrutan karyawan bagian kepegawaian harus mampu menilai dengan sangat baik dan benar. Mandor lapangan disini berperan sebagai pengawas lapangan kegiatan produksi perusahaan, maka ketika mandor lapangan tidak mengawasi dengan baik dapat menyebabkan para tenga kerja melakukan aktivitasnya dibawah kualitas untuk itulah mandor lapangan ada agar para pekerja dapat bekerja sesuai dengan jadwal produksi yang telah dibuat oleh manajer produksi.
Saran dari saya pembaca, seharusnya penulis juga menyertakan peran dan fungsi dari masing-masing struktur organisasi dari C.V Sejahtera Bandung ini, karena setiap bagian yang ada distruktur organisasi tersebut pasti memiliki pengaruh dalam menentukan suatu biaya standar dalam hal pengendalian biaya produksi.
Dalam jurnal ilmiah ini disebutkan bahwa, dalam jurnal ilmiah ini metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian komparatif. Menurut Suliyanto (2006) riset komparatif adalah riset yang membandingkan sampel yang satu dengan sampel yang lain, baik sampel independen (bebas) maupun sampel yang berpasangan. Namun dari hasil pengamatan saya selaku pembaca tidak ada disertakan sampel pembanding dari pembahasan yang ada, dan juga saya tidak mengetahui bagian mana yang menjadi sampel independen (bebas) maupun sampel berpasangan, sehingga saya sulit untuk membedakannya.
Saran saya dari pihak pembaca, seharusnya disertakan atau dijelaskan bagian mana yang menjadi sampel pembandingnya dan bagian mana yang menjadi sampel independen maupun sampel berpasangannya, sehingga pembaca akan lebih mudah untuk memahami isi pembahasa dari jurnal ilmiah ini

Lihat jurnalnya :
http://repository.maranatha.edu/1318/1/Penerapan%20Biaya%20Standar%20Terhadap%20Pengendalian%20Biaya%20Produksi.pdf 

Jumat, 20 Maret 2015

KEMBALIKAN INDONESIAKU


Dimana yang diketahui masyarakat bahwa dewasa ini, kemajuan zaman sudah membuat negeriku indonesia perlahan berubah dari yang memegang teguh kebudayaan dan adat istiadat hingga saat ini yang sepertinya sudah mulai terlupakan karena dampak dari westernisasi. Westernisasi sendiri mempunyai makna yaitu sebuah arus besar atau pola hidup kearah budaya barat yang mempunyai jangkauan politik, sosial, kultural dan teknologi.

Inilah yang terjadi pada negeri kita, negara Republik Indonesia. Sebuah negara berkembang yang sebenarnya penuh dengan keindahan adat istiadat dan kebudayaannya yang begitu kaya. Namun, saat ini masyarakat Indonesia sepertinya sudah terkena syndrome westernisasi. Dapat kita lihat bahwa banyak sekali masyarakat khususnya remaja yang baru menginjak dewasa yang melupakan kebudayaan asli dari negeri sendiri.

Contohnya adalah masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di kota metropolitan atau kota-kota besar yang saat ini menggunakan tekhnologi yang canggih seperti misalnya handphone yang bertajuk smartphone. Hal ini mempengaruhi kehidupan rata-rata masyarakat tersebut dan membuat dampak yang buruk bagi setiap individu nya di dalam sebuah kelompok sosial. Rata-rata masyarakat tersebut berlomba-lomba untuk membeli atau memakai barang tekhnologi canggih tersebut yang dimana dikaitkan dengan status dan strata sosialnya, semakin bagus dan mahal suatu barang maka akan semakin tinggi pula status sosialnya dimata orang lain. Dan mengakibatkan banyaknya masyarakat yang cenderung menjadi konsumtif demi menyamaratakan "status sosial" atau pun gengsi nya. Dampak lain yang diberikan oleh kemajuan teknologi adalah disaat seseorang sedang berkumpul bersama keluarga, teman, atau pun sahabat maka seseorang yang cenderung terkena syndrome westernisasi tersebut akan sibuk dengan gadget nya masing-masing yang menyebabkan berkurangnya kontak sosial antara masyarakat tersebut. Kemajuan ini pun memang mempunyai dampak positif dimana dengan kecepatan waktu yang singkat dapat saling berkirim kabar atau pesan dibandingkan dengan jaman dulu yang memang susah untuk berkomunikasi yang hanya bisa digunakan dengan media surat-menyurat. Sama hal nya dengan banyak sekali anak-anak yang masih kecil tetapi sudah diberikan mainan dengan teknologi yang super canggih. Banyak anak usia dini bermain dengan iPad atau pun tab, meskipun orang tua si anak mampu membelikan gadget tersebut namun akan berdampak buruk bagi kondisi si anak, baik psikis mau pun fisik, yang salah satu nya adalah si anak akan cenderung menjadi acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitarnya.

 
Coba kita bayangkan dengan kebudayaan negeri kita pada jaman dahulu, dimana pada jaman tersebut masyarakat nya hidup dengan damai dan sejahtera yang tidak perlu dipusingkan dengan keadaan westernisasi seperti ini. Dimana komunikasi dan kontak sosial di masyarakat berjalan mulus dan juga masa kanak-kanak nya lebih bahagia dengan bermain sesuatu yang menjadi kebudayaan kita pada masa itu. Seperti bermain petak umpet, petak jongkok, bekel, congklak, karet, dan sebagainya. Sedangkan untuk saat ini saja seperti nya susah untuk menemukan anak-anak yang tinggal di kawasan kota besar untuk bermain mainan seperti ini.  Tidak hanya teknologi saja yang membuat masyarakat Indonesia berubah. Dapat kita ambil contoh lagi bahwa saat ini remaja cenderung sudah tidak menyukai lagi hal yang berkaitan dengan budaya, seperti para remaja lebih memilih menarikan tari yang berasal dari luar negeri dibandingkan dengan menari tarian nasional seperti jaipong. Fasilitas yang terdapat di kota metropolitan pun ikut bertambah dan menjadi faktor yang mendukung perubahan kebudayaan Indonesia dan menghilangnya jati diri bangsa. Banyak sekali terdapat fasilitas toko, restaurant, klub, yang lebih bernuansa barat dibandingkan nuasa nasional nya. Remaja juga sudah jarang datang ke museum untuk sekedar belajar tentang sejarah. Produk impor pun sudah banyak yang masuk di negeri ini diakibatkan banyaknya permintaan barang dan brand dari produk luar negeri yang lebih di apresiasi dan di cintai daripada hasil karya bangsa sendiri.

Kurang nya rasa nasionalisme dan cinta pada kebudayaan adat istiadat negeri sendiri membuat negara ini menjadi seakan lupa pada jati diri nya. Untuk itu, saat ini mungkin terlanjur sulit untuk membuat dan merubah masyarakat yang terkena syndrome tersebut untuk lebih mencintai bangsa sendiri. Hal ini pun bukan semata-mata murni kesalahan dari masyarakat namun pemerintah pun seharusnya turut andil dan turut serta untuk membangun rasa nasionalisme yang sudah hilang. Jadi, sebaiknya apabila bangsa ini ingin menjadi bangsa yang mencintai bangsa sendiri dibanding dengan lebih mencintai bangsa lain seharusnya pemerintah dan masyarakat bisa bekerja sama demi kemajuan bangsa ini kedepan nya sehingga untuk masa bangsa Indonesia tidak kehilangan jati dirinya.

 Untuk itu, kembalikanlah Indonesiaku ke jati diri nya seperti sedia kala.

Keteramgam : Tulisan diatas menggunakan jenis Paragraf Induktif, terimakasih ^_^